ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Latar
Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari, manusia bergerak di dunia yang telah diselubungi dengan
penafsiran-penafsiran dan kategori-kategori ilmu pengetahuan dan filsafat.
Penafsiran-penafsiran itu seringkali diwarnai oleh kepentingan-kepentingan,
situasi-situasi kehidupan dan kebiasaan-kebiasaan, sehingga ia telah melupakan
dunia apa adanya, dunia kehidupan yang murni, tempat berpijaknya segala bentuk
penafsiran. Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan
telah dimulai pada zaman Yunani Kuno, dan dengan kontribusi berbagai bagian
dunia lainnya, akhirnya berkembang pesat di Eropa dan Amerika Serikat.Oleh
karena, baik aliran klasik maupun gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada
umumnya berasal dari kedua kawasan itu.
Salah
satu dari berbagai aliran klasik pendidikan yakni Aliran Positivisme dan
Empirisme.Aliran positivisme mengatakan bahwa ilmu alam sebagai satu-satunya
sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan
metafisik.Sedangkan aliran empirisme mengatakan bahwa perkembangan anak
tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan anak yang dibawa semenjak lahir
tidak dianggap penting.
Macam-Macam
Aliran Filsafat Pendidikan
Dalam aliran filsafat pendidikan, terdapat beberapa aliran,
yaitu: (1) Aliranrealisme, (2) Aliran idealisme, (3) Aliran esensialisme, (4) Aliran
parenialisme, (5) Aliran pragmatisme, (6) Aliran rekonstruksionalisme, (7) Aliran progresivisme, (8) Aliran positivisme, dan (9) Aliran
empirisme. Selain aliran yang dipaparkan diatas, tidak menutup kemungkinan
masih ada aliran-aliran lain yang masih berkembang.
1 Konsep
Filsafat Realisme
A.
Konsep Aliran Realisme
Aliran filsafat realisme adalah suatu aliran filsafat
yang memandang bahwa dunia materi sesuatu yang benar-benar ada atau
terjadi.Dunia ini mempunyai hakikat realitas terdiri dari dunia fisik dan dunia
rohani. Pokok pemikiran realisme yaitu:
1.
Pengetahuan adalah gambaran yang
sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata. Hal ini tidak ubahnya seperti
sebuah gambar hasil lensa kamera yang merupakan representasi dari gambar
aslinya.
2.
Suatu teori dianggap benar bila
memang riil, dan secara subtantif ada, dan memang benar, bukan menyajikan fiksi.
3.
Konsep filsafat menurut realisme
adalah Metafisika-realisme, Humanologi-realisme, Epistemologi-realisme, dan
Aksiologi-realisme.
4.
Hakikat realitas adalah terdiri
atas dunia fisik dan dunia rohani.
5.
Pendidikan lebih dihargai dari pada
pengajaran sebab pendidikan mengembangkan semua kemampuan manusia.
Dimana konsep
dasar filsafat menurut aliran ini adalah:
1. Metafisika-realisme: Kenyataan yang
sebenarnya hanyalah kenyataan fisik
(materialisme), kenyataan material dan imaterial (dualisme), dan kenyataan yang
terbentuk dari berbagai kenyataan
(pluralisme)
2.
Humanologi-realisme: Hakekat
manusia terletak pada apa yang dapat dikerjakan. Jiwa merupakan sebuah
organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berpikir.
3.
Epistemologi-realisme: Kenyataan
hadir dengan sendirinya tidak tergantung pada pengetahuan dan gagasan manusia,
dan kenyataan dapat diketahui oleh pikiran. Pengetahuan dapat diperoleh melalui
penginderaan. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan memeriksa kesesuaiannya dengan fakta.
4.
Aksiologi-realisme: Tingkah laku
manusia diatur oleh hukum-hukum alam yang diperoleh melalui ilmu, dan pada
taraf yang lebih rendah diatur oleh kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat yang
telah teruji dalam kehidupan.
B.
Tokoh Aliran Realisme
Aristoteles |
Aristoteles adalah seorang pengamat yang memperhatikan
perincian benda-benda individual.Ia merasa bahwa realitas terdapat dalam
benda-benda konkrit atau dalam perkembangan benda-benda itu. Menurut
Aristotelas, realitas yang objektif tidak saja tertangkap dengan pengertian,
tetapi juga bertepatan dengan dasar-dasar metafisika dan logika yang tertinggi.
Dasar itu ada tiga:
1.
Semua yang benar harus sesuai
dengan adanya sendiri. Tidak mungkin ada kebenaran kalu didalamnya ada
pertentangan. Ini terkenal sebagai hokum identika
2.
Dari dua pertanyaan tentang
sesuatu, jika yang satu membenarkan dan yang lain menyalahkan, hanya satu yang
benar. Ini disebut hukum penyangkalan ukum itu tidak saja berlaku bagi
(kontradikta). Inilah menurut Aristoteles yang terpenting dari segala prinsip
3.
Antara dua pertanyaan yang
bertentangan menyiagakan dan meniadakan, tidak mungkn ada pertanyaan yang
ketiga. Dasar ini disebut hukum penyingkiran yang ketiga.
C.
Kelebihan dan Kelemahan Aliran
Realisme
-
Kelebihan:
a.
Program pendidikan terfokus
sehingga peserta didik dapat menyesuaikan diri secara tepat dalam hidup, dan
dapat melaksanakan tanggung jawab sosial dalam hidup bermasyarakat.
b.
Peranan peserta didik adalah
penguasaan pengetahuan yang handal sehingga mampu mengikuti perkembangan Iptek.
c.
Dalam hubungannya dengan disiplin,
tatacara yang baik sangat penting dalam belajar. Artinya belajar dilakukan
secara terpola berdasarkan pada suatu pedoman. Karena peserta didik perlu
mempunyai disiplin mental dan moral untuk setiap tingkat kebaikkan.
d.
Kurikulum komprehensif yang berisi
semua pengetahuan yang berguna dalam penyesuaian diri dalam hidup dan tanggung
jawab sosial. Kurikulum berisi
unsur-unsur pendidikan umum untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan
pendidikan praktis untuk kepentingan bekerja.
e.
Metodenya logis dan psikologis,
semua kegiatan belajar berdasarkan pengalaman baik langsung maupun tidak
langsung. Metode mengajar bersifat logis, bertahap dan berurutan.
-
Kelemahan:
a.
Pada tingkat pendidikan yang paling
rendah, anak akan menerima jenis pendidikan yang sama.
b.
Kekeliruan menilai persepsi, tidak
ada penjelasan mengenai objek khayalan atau halusinasi, semua persepsi
tergantung konteks visual.
2 Konsep
Filsafat Idealisme
A.
Konsep Aliran Idealisme
Aliran filsafat Idealisme merupakan suatu aliran
filsafat yang mengagungkan jiwa.Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu
angan-angan, yaitu dunia idea. Pokok pemikiran Idealisme ialah: (1) menyakini
adanya Tuhan sebagai ide tertinggi dari kejadian alam semesta ini; (2) Dunia
adalah suatu totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat spiritual; (3)
Kenyataan sejati ialah bersifat spiritual; (4) Idealisme berpendapat bahwa
manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dari pada
materi bagi kehidupan manusia; (5) Idealisme menganggap bahwa
pengetahuan adalah sesuatu yang muncul dan terlahir dari kejadian di dalam
jiwa manusia; dan (6) Menurut idealisme, tujuan pendidikan untuk menciptakan
manusia yang berkepribadian mulia dan memiliki taraf kehidupan rohani yang
lebih tinggi dan ideal serta memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat.
Idealisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa
kenyataan (realita) yang ada dalam kehidupan alam bukanlah suatu kebenaran yang
hakiki, melainkan hanya gambaran dari ide-ide yang ada didalam jiwa atau spirit
manusia.Idealisme berorientasi kepada ide-ide, kepada jiwa, kepada
spiritualitas, kepada hal-hal yang ideal (serba cita), kepada norma-norma yang
mengandung kebenaran muthlak dan kesedian berkorban serta kepada personalitas
(kepribadian) manusia.Dalam idealisme terbagi dua realitas yaitu:
a.
Yang tampak: apa yang kita alami
setiap hari, yang mengakami perubahan, dimana ada dua kutub yang saling
berlawanan. Disini terdapat ketidaksempurnaan, ketidakteraturan, alam kesulitan
b.
Alam realitas: merupakan alam yang
ideal, sejati dan murni dan adanya keteraturan.
Dari kedua alam tersebut nyatalah bahwa alam ideal
merupakan yang berisi kemutlakan, sejati, murni, dan suci.Tetapi, alam ini
sangat berbeda dari yang tampak, dimana dalam ala mini kesempurnaan bertahta,
yang tidak perlu mengalami perubahan.Penetapan ini menyatakan bahwa alam
pikiran itu lebih tinggi daripada alam dunia.
Tokoh aliran idealisme adalah Plato (427-374 SM).Plato
yang memiliki filsafat beraliran idealisme yang realistis mengemukakan bahwa
jalan untuk membentuk masyarakat menjadi stabil adalah menentukan kedudukan
yang pasti bagi setiap orang dan setiap kelas menurut kapasitas masing -masing
dalam masyarakat sebagai keseluruhan.
Menurut Plato, kebaikan merupakan hakikat tertinggi
dalam mencari kebenaran. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi
contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah mengetahui ide, manusia akan
mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakannya sebagai alat untuk
mengukur, mengklarifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami
sehari-hari.
Berkaitan dengan kebenaran tertinggi, dengan doktrin
yang terkenal dengan istilah ide, Plato mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan
jenisnya satu, sedangkan ide tertinggi adalah kebaikan.Tugas ide adalah
memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang
telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat
menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala
sesuatu yang dialami sehari-hari.
C.
Kelebihan dan Kelemahan Aliran
Idealisme
-
Kelebihan:Meningkatkan daya
pemikiran dari segi menghasilkan ide yang benar dan boleh dipakai.
-
Kelemahan: Anggapan terhadap
sesuatu nilai atau kebenaran yang kekal sepanjang masa.
3 Konsep
Filsafat Esensialisme
A.
Konsep
Aliran Esensialisme
Esensialisme
merupakan aliran pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang
telah ada sejak awal peradaban umat manusia.Esensialisme muncul pada zaman
Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan
progresivisme.Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak
pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, dimana serta terbuka untuk perubahan,
toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.Esensialisme
memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki
kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih
yang mempunyai tata yang jelas.
Esensialisme
memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki
kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih
yang mempunyai tata yang jelas.
B.
Tokoh
Aliran Esensialisme
Johan Frieddrich Herbart |
C.
Kelebihan
dan Kelemahan Aliran Esensialisme
- Kelebihan:
a. Essensialisme membantu untuk mengembalikan
subjek matter kedalamm proses pendidikan namun tidak mendukung parenialisme
bahwa subjek matter yang benar adalah realitas abadi yang disajikan dalam
buku-buku besar dari peradaban barat. Great book tersebut dapat digunakan namun
bukan untuk mereka sendiri melainkan untuk dihubungkan dengan
kenyataan-kenyataan yang ada pada dewasa ini.
b. Essensialisme berpendapat bahwa
perubahan merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat diubah dalam kehidupan
social, mereka mengakui evolusi manusia dalam sejaran, namun evolusi itu harus
terjadi sebagai hasil desakan masyarakat secara terus-menerus. Perubahan
terjadi sebagai kemampuan intelegensi manusia yang mampun mengenal kebutuhan
untuk kebutuhan untuk mengadakan amandemen cara-cara bertindak, dengan
organisasi, dan fungsi social.
- Kekurangan :
a. Menurut essensialis, sekolah tidak
boleh mempengaruhi atau menetapkan kebijakan-kebijakan social. Hal ini
mengakibatkan adanya orientasi yang terikat tradisi pada pendidikan sekolah
yang mengindoktrinasi siswa dan mengenyampingkan kemungkinan perubahan.
b. Para pemikir essensialis pada
umumnya tidak memiliki kesatuan garis karena mereka berpedoman pada filsafat
yang berbeda. Beberapa pemikir essensialis bahkan memandang seni dan ilmu
sastra sebagai embel-embel dan merasa bahwa pelajaran IPA dan tekhnik serta
kejuruan yang sukar adalah hal-hal yang benar-benar penting yang diperlukan
siswa agar dapat memberi konstribusi pada masyarakat.
c. Peran guru sangat dominan sebagai
seorang yang menguasi lapangan dan merupakan model yang sangat baik untuk
digugu dan ditiru. Guru merupakan orang yang menguasai pengetahuan dan kelas
dibawah pengaruh dan pengawasan guru. Jadi, inisiatif dalam pendidikan
ditekankan pada guru, bukan pada siswa.
4 Konsep
Filsafat Parenialisme
A.
Konsep
Aliran Parenialisme
Parrenial berarti
everlasting, tahan lama, atau abadi.Dalam sejarah peradaban manusia dikenal
sejumlah gagasan besar (great ideas) yang tetap menjadi rujukan sampai kapan
pun juga.Aliran ini mengikuti paham realism, yang sejalan dengan Aristoteles
bahwa manusia itu rasional.Sekolah adalah lembaga yang didesain untuk
menumbuhkan kecerdasan.Siswa seyogianya diajari gagasan besar agar
mencintainya, sehingga mereka menjadi intelektual sejatri. Akar filsafat ini
tentunya datng dari gagasan besar Plato dan Aristoteles dan kemudian dari St. Thomas Aquinas yang
sangat berpengaruh pada model-model sekolah katolik. Lazimnya ada dikenal dua
aliran besar yaitu Thomas Aquinas dan kemudian abad ke 20 aliran MORTIMER adler
dan Robert Hutchins. Seperti halnya filsafat esensialisme, aliran ini pun
kurang fleksibel dalam mengembangkan kurikulum.
Kaum parrenialis
mendasarkan teorinya pada pandangan universal bahwa semua manusia memiliki
sifat esensial sebagai makhluk rasional, jadi tidaklah baik meenggiring dan
mencocok hidung mereka ke penguasaan keterampilan vokasional.Ini semua
berpotensi mengganggu perkembangan rasionalnya.Berbeda dari aliran esensialis,
eksperimen saintifik dianggap mengurangi pentingnya kapasitas manusia untuk
berpikir.Pelajaran filsafat dengan demikian menjadi penting, agar siswa mampu
berpikir mendalam, analitik, fleksibel, dan penuh imajinatif. Pengikut filsafat
ini merekomendasikan mahasiswa membaca buku-buku agung atau greats books yang
begitu mendalam, indah, bermakna, dan tetap menyorotkan kebenaran sepanjang
hayat. Mereka menyayangkan perubahan universitas dari tempat mencari kebenaran
dan kebijaksanaan menjadi tempat latihan demi karir mahasiswa.
Pendidikan menurut
filsafat ini mesti membangun sejumlah mata pelajaran yang umum bukan spesialis,
liberal bukan vokasional, yang humanistic bukan teknikal. Dengan cara inilah pendidikan
akan memenuhi fungsi humanistiknya, yakni pembelajaran secara umum yang mesti
dimiliki manusia. Ada empat prinsip dari aliran ini: (1) Kebenaran bersifat
universal dan tidak tergantung pada tempat, waktu, dan orang; (2) pendidikan
yang baik melibatkan pencarian pemahaman atas kebenaran; (3) kebenaran dapat
ditemukan dalm karya-karya agung; dan (4) pendidikan adalah kegiatn liberal
untuk mengembangkan nalar.
B.
Tokoh
Aliran Parenialisme
·
Plato
(427-347 SM)
Plato |
Aristoteles (384-322 SM) adalah murid plato, namun
dalam pemikirannya ia mereaksi terhadap filsafat gurunya yaitu plato yang
menekankan berfikir rasional spekkuatif. Aristoteles menggunakan cara berfikir
rasional empiris realistis.
Aristoteles dinyatakan sebagai pemikir abad
pertengahan renaissance, manusia adalah makhluk materi dan rohani sekaligus.
C.
Kelebihan
dan Kelemahan Aliran Parenialisme
-
Kelebihan:
a.
Perenialisme mengangkat kembali
nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang menjadi pandangan hidup yang kokoh
pada zaman kuno dan abad pertengahan dan pendidikan lebih banyak mengarahkan
perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh.
b.
Kurikulum menekankan pada
perkembangan intelektual siswa pada seni dan sains. Untuk menjadi terpelajar
dan menjadi kultural, para siswa harus berhadapan pada bidang-bidang seni dan
sains yang merupakan karya terbaik dan paling signifikan yang diciptakan oleh
manusia.
-
Kelemahan
a.
Pengetahuan dianggap lebih penting
dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut paham
ini menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terkait
pada tempat dan waktu aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
b.
Perenialisme kurang menerima adanya
perubahan-perubahan, karena menurut mereka perubahan-perubahan banyak
menimbulkan kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam
kehidupan moral, intelektual, dan sosiokultural.
c.
Dalam proses belajar mengajar, guru
menjadi dominan sehingga seakan tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk
turut aktif.
5 Konsep
Filsafat Pragmatisme
A.
Konsep
Aliran Pragmatisme
Pragmatisme adalah
aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa yang membuktikan dirinya
sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara
praktis. Aliran ini bersedia menerima suatu asal membawa akibat praktis, atau
dengan kata lain patokannya adalah “manfaat hidup praktis”. Tokoh utama aliran
pragmatism adalah William james dan john dewey di amerika serikat. Disamping
itu, di inggris ada FC.Schiller, Charles S.pierce, dan George Herbert mead.Dalam
perkembangannya, aliran pragmatism mengalami perbedaan kesimpulan, kendati
demikian ada 3 patokan yang disetujui oleh aliran pragmatism ini, yaitu 1)
menolak segala intelektualisme, 2) absolitisme, dan 3) meremehkan logika
formal.
B.
Tokoh
Aliran Pragmatisme
Secara umum orang memakai istilah pragmatisme sebagai ajaran yang
mengatakan bahwa suatu teori itu benar sejauh sesuatu mampu dihasilkan oleh
teori tersebut.Misalnya sesuatu itu dikatakan berarti atau benar bila berguna
bagi masyarakat. Pragmatisme Peirce yang kemudian hari ia namakan pragmatisme
lebih merupakan suatu teori mengenai arti (Theory of Meaning) daripada teori
tentang kebenaran (Theory of Truth). Menurut Peirce kebenaran itu ada
bermacam-macam.la sendiri membedakan kemajemukan kebenaran itu sebagai berikut :
Pertama,
transcendental truth yang diartikan sebagai letak kebenaran suatu hal itu
bermukim pada kedudukan benda itu sebagai benda itu sendiri.Singkatnya letak
kebenaran suatu hal adalah pada "things as things ".
Kedua, complex
truth yang berarti kebenaran dari pernyataan-pernyataan.Kebenaran kompleks ini
dibagi dalam dua hal yaitu kebenaran etis disatu pihak dan kebenaran logis
dilain pihak.
Ketiga, yaitu ide
tentang kaitan salah satu bentuk pasti dari obyek yang diamati oleh
penilik.Peirce menamai ide ini ide ketigaan.Secara praktis, kekhasan
pragmatisme Peirce merupakan suatu metode untuk memastikan arti ide-ide di
atas.
C.
Kelebihan
dan Kelemahan Aliran Pragmatisme
- Kelebihan :
a.
Membawa kemajuan-kemnjuan yang pesat bagi ilmu
pengetahuan maupun teknologi.
b.
Pragmatisme telah berhasil membumikan filsafat
dari corak sifat yang Tender Minded yang cenderung berfikir metafisis, idealis,
abstrak, intelektualis.
- Kelemahan :
a.
Filsafat pragmatisme adalah sesuatu yang nyata,
praktis, dan langsung dapat di nikmati hasilnya oleh manusia, maka pragmatisme
menciptkan pola pikir masyarakat yang matrealis; dan
b.
Pagmatisme sangat mendewakan kemampuan akal
dalam mencapai kebutuhan kehidupan, maka sikap-sikap semacam ini menjurus
kepada ateisme.
6 Konsep
Filsafat Rekonstruksionalisme
A. Konsep Aliran
Rekonstruksionalisme
Aliran rekonstruksionalisme berkeyakinan bahwa tugas
penyelamat dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Oleh karena
itu pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat akan membina
kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar
demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang sehingga terbentuk dunia
baru dalam pengawasan umat manusia.
Aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu
bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara
demokratis dan bukan dunia yang dikuasasi oleh golongan tertentu. Sila-sila
demokrasi yang sungguh bukan hanya teori tetapi mesti menjadi kenyataan
sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi, mampu
meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan
masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturuanan, nasionalisme, agama
(kepercayaan) dan masyarakat yang bersangkutan.
B. Tokoh Aliran
Rekonstruksionalisme
Harold Rugg |
C.
Kelebihan dan Kekurangan Aliran
Rekonstruksionalisme
-
Kelebihannya:
a.
Membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi
dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan
kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah
tersebut.
b.
Kurikulum
berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan
masyarakat masa depan. Kurikulum disusun untuk menyoroti
kebutuhan akan beragam reformasi social
c.
Anak, sekolah, dan pendidikan itu
sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial.
d.
Rekonstruksionisme menekankan pada
pengalaman yang dimiliki para siswa dengan interaksi ekstensif antara guru dan
siswa dan diantara para siswa itu sendiri.
e.
Melalui suatu pendekatan
rekonstruksionis sosial pada pendidikan, para siswa belajar metode-metode yang
tepat untuk berhadapan dengan krisis-krisis signifikan yang melanda dunia.
-
Kelemahannya:
a.
Karena tujuan sekolah adalah
mengembangkan rekayasa sosial, beban dan tanggung jawab sekolah sangatlah
berat.
b.
Tawaran pemikiran yang
direkomendasikan oleh rekonstruksionisme seperti keterlibatan aktif dunia
pendidikan pada dunia politik akan berdampak buruk pada aktivitas pendidikan
yang secara akdemik terlalu sakral yang kemudian untuk dicemari oleh
intrik-intrik poloitik yang kotor dan menghalalkan segala cara untuk memuaskan
nafsu kekuasaan sebuah kelompok politik tertentu.
c.
Rekonstruksionisme bersifat makro,
dan kurang menitikberatkan pada individu, padahal pendidikan seharusnya
bertujuan untuk membangun kepribadian yang didalamnya terdapat kebagusan akal
budi dan moralitas individu (ahlak). Pendidikan tidak hanya ingin
melahirkan para aktivis sosial, akan tetapi juga manusia yang
bermoral, berkarakter, dan memiliki spiritualitas cukup.
d.
Gagasan-gagasan yang ada di dalam
rekonstruksionisme sangat teoritik dan cenderung tidak realistik. Karena
gagasan seperti pembentukan tatanan sosial baru yang sangat ideal sebagai
solusi atas bencana kemanusiaan yang terjadi, ibarat “mimpi
disiang bolong”, sebab upaya tersebut seolah mengabaikan kondisi rill umat
manusia saat ini.
7 Konsep
Filsafat Progresivisme
A. Konsep
Aliran Progresivisme
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan
penyelenggaraan pendidikan disekolah berpusat pada anak (child-centered),
sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang berpusat pada guru
(teacher-centered) atau bahan pelajaran (subjeck-centered).Progresivisme lahir
sebagai pembaharuan dalam dunia pendidikan.Progresif (berkembang maju) adalah
sifat alami kodrat, dan itu berarti perubahan, dan perubahan berarti sesuatu
yang baru. Progresivisme menganggap pendidikan mampu merubah dalam arti membina
kebudayaan yang baru dapat menyelamatkan manusia bagi hari depan yang makin
komplek dan menantang.
Aliran progresivisme merupakan suatu aliran filsafat pendidikan
yang berpengaruh dalam abad ke-XX.Pengaruh itu terasa diseluruh dunia,
terlebih-lebih di Amerika serikat.Usaha pembaharuan di dalam lapangan
pendidikan pada umumnya terdorong oleh aliran progresivisme ini.Progresivisme
menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif.Kata-kata progresif
mengacu pada pengertian ke arah kemajuan, atau perbaikan dari keadaan sekarang.
Tujuan pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang
terus-menerus agar peserta didik dapat berbuat sesuatu yang inteligen dan mampu
mengadakan penyesuaian dan penyesuaian kembali sesuai dengan tuntutan dari
lingkungan .
Aliran progresivisme berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada
masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang.Pendidikan harus terpusat pada
anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan.Progresivisme mempunyai
konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu
mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi
masalah-masalah yang bersifat menekankan atau mengancam adanya manusia
sendiri.Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal, tidak
pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis.
Menurut
progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru
antara individu dengan nilai yang telah disimpulkan dalam kebudayaan.Belajar
berfungsi untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat
kompleks.Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu
kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Progresivisme
merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar
pada kreativitas, aktivitas, belajar “naturalistik”, hasil belajar “dunia
nyata” dan juga pengalaman teman sebaya.
John Dewey adalah salah satu tokoh progresivisme,
seorang profesor di universitas Chicago dan Columbia (Amerika).Teori Dewey
tentang sekolah adalah “progressivism”
yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya dari pada mata pelajarannya
sendiri. Maka munculah “child centered curriculum” dan “child centered school”.
Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum
jelas. Menurut Dewey pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan
persiapan masa yang akan datang.
John Dewey memandang bahwa pendidikan sebagai
proses dan sosialisai. Maksudnya sebagai proses pertumbuhan anak didik dapat
mengambil kejadian-kejadian dari pengalaman di lingkungan sekitar. Maka dari
itu, dinding pemisah antara sekolah dan masyarakat perlu dihapuskan, sebab
belajar yang baik tidak cukup di sekolah saja.Dengan demikian, sekolah yang
ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan
sekitar.Karena sekolah adalah bagian dari masyarakat.
Dewey menyatakan bahwa sekolah yang baik ialah
yang memperhatikan dengan sungguh-sungguh semua jenis belajar yang membantu
murid untuk berkembang.Kurikulum yang baik ialah seperti fungsi laboratorium,
yaitu sebagai rentetan muridnya, yang dalam beberapa aspek melakukan fungsi
ilmuan.Progresivisme menghendaki bentuk yang bervariasi dan isi kurikulum yang
kaya, yaitu yang mendorong perkembangan dan kemampuan praktis.
C. Kelebihan
dan Kelemahan Aliran Progresivisme
- Kelebihan:
a. Nilai-nilai
yang dianut bersifat fleksibel terhadap perubahan
b. Toleran
dan terbuka sehingga menuntut untuk selalu maju bertindak secara konstruktif,
inovatif, reformatif, aktif serta dinamis
c. Anak
didik diberikan kebebasan secara fisik maupun cara berfikir, guna mengembangkan
bakat, kreatifitas dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat
oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain
d. Menjadikan
anak didik memiliki kulalitas dan terus maju sebagai generasi yang akan
menjawab tantangan zaman peradaba baru.
- Kelemahan:
a. Progresivisme
tterlampau menekankan pada pendidikan individu
b. Kelas
sekolah progresif artifisial atau dibuat-buat dan tidak wajar
c. Progersivusme
bergantung pada minat dan spontan
d. Siswa
merencanakan sesuatu sendiri dan mereka tidak bertanggung jawab terhadap hasil
dari tugas-tugas yang dikerjakan.
8 Konsep
Filsafat Positivisme
A.
Konsep
Aliran Positivisme
Positivisme adalah
suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik.
Positivisme tidak mengenal adanya spekulasi, semua harus didasarkan padadata empiris.Comte sering disebut “Bapak
Positivisme” karena aliran filsafat yang didirikannya tersebut.Menurutnya, ilmu
pengetahuan harus nyata dan bermanfaat serta diarahkan untuk mencapai kemajuan.
Positivisme merupakan suatu paham yang berkembang dengan sangat cepat,ia tidak
hanya menjadi sekedar aliran filsafat tapi juga telah menjadi agama humanis
modern. Positivisme telah menjadi agama dogmatis karena ia telah melembagakan
pandangan dunianya menjadi doktrin bagi ilmu pengetahuan.
Tugas khusus filsafat
menurut aliran ini adalah mengoordinasikan ilmu-ilmu pengetahuanyang beraneka ragam coraknya. Tentu
saja maksud positivisme berkaitan erat dengan apayang dicita-citakan oleh empirisme.
Positivisme pun mengutamakan pengalaman.
Hanya saja berbeda dengan empirisme Inggris yang menerima pengalaman batiniah atau subjektif sebagai sumber pengetahuan,
positivisme tidak menerimanya. Ia hanya mengandalkan pada fakta-fakta.
Menurut positivism, tugas
filsafat bukanlah menafsirkan segala sesuatu yang ada di alam. Tugas filsafat
adalah memberi penjelasan logis terhadap
pemikiran. Oleh karena itu filsafat bukanlah teori.Filsafat adalah
aktifitas.Filsafat tidak menghasilkan proposisi-proposisi filosofis, tapi penjelasan
terhadap proposisi-proposisi.Alasan yang digunakan oleh positivisme dalam
membatasi tugas filsafat di atas adalah karena filsafat bukanlah ilmu.Kata filsafat
hendaklah diartikan sebagai sesuatu yang lebih tinggi atau lebih rendah dari
ilmu-ilmu eksakta.Penjelasan dari hal ini adalah bahwa tugas utama dari ilmu
adalah memberi tafsiran terhadap materi yang menjadi objek ilmu tersebut.Tugas
dari ilmu-ilmu eksakta adalah memberi tafsiran terhadap segala sesuatu yang
terjadi di alam dan sebab-sebab terjadinya.Sementara tugas ilmu-ilmu sosial
adalah memberi tafsiran terhadap segala sesuatu yang terjadi pada manusia, baik
sebagai individu maupun masyarakat.
Dari penjelasan ini
dapat disimpulkan bahwa filsafat tidak menambahkan sesuatu yang baru bagi pengetahuan
kita dan tidak pula memberi tafsiran atas apayang terjadi di sekitar kita, tapi
hanyalah sekedar memberi batasan arti istilah-istilah bahasa untuk menghindari
kerancuan.
B.
Tokoh-Tokoh
Positivisme
Ia memiliki peranan yang sangat penting
dalam aliran ini. Istilah “positivisme” ia populerkan. Ia menjelaskan
perkembangan pemikiran manusia dalam kerangka tiga tahap. Pertama,tahap
teologis. Disini , peristiwa-peristiwa dalam alam dijelaskan dengan istilah-istilah
kehendak atau tingkah dewa-dewi. Kedua, tahap metafisik.Disini,
peristiwa-peristiwa tersebut dijelaskan melalui hukum-hukum umum tentang
alam.Dan ketiga, tahap positif.Disini, peristiwa-peristiwa tersebut dijelaskan
secara ilmiah.
Ia
adalah seorang filosof Inggris yang menggunakan sistem positivisme pada ilmu
jiwa, logika, dan kesusilaan. John Stuart Mill memberikan landasan psikologis
terhadap filsafat positivisme.Karena psikologi merupakan pengetahuan dasar bagi
filsafat.Seperti halnya dengan kaum positif, Mill mengakui bahwa satu-satunya
yang menjadi sumber pengetahuan ialah pengalaman.Karena itu induksi merupakan
metode yang paling dipercaya dalam ilmu pengetahuan.
C.
Kelebihan
dan Kekurangan Aliran Positivisme
- Kelebihan:
a. Positivisme lahir dari faham
empirisme dan rasional, sehingga kadar dari faham ini jauh lebih tinggi dari
pada kedua faham tersebut.
b. Positivisme telah mampu mendorong
lajunya kemajuan disektor fisik dan teknologi.
c. Positivisme sangat menekankan aspek
rasionali-ilmiah, baik pada epistemology ataupun keyakinan ontologik yang
dipergunakan sebagai dasar pemikirannya.
- Kelemahan:
a. Manusia akan kehilangan makna, seni
atau keindahan, sehingga manusia tidak dapat merasa bahagia dan kesenangan itu
tidak ada. Karena dalam positivistic semua hal itu dinafikan.
b. Hanya berhenti pada sesuatu yang
nampak dan empiris sehingga tidak dapat menemukan pengetahuan yang valid.
9 Konsep
Filsafat Empirisme
A. Konsep
Aliran Empirisme
John Locke |
Menurut
salah satu tokoh perintis aliran ini, John Locke (1704-1932) yang mengemukakan
teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang
bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh
besar dalam menentukan perkembangan anak. Menurut pandangan empirisme (biasa
pula disebut environmentalisme), pendidik memiliki peranan yang sangat penting
sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan
diterima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman yang tentunya sesuai dengan
tujuan pendidikan.
Aliran
empirisme dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan pengalaman
yang diperoleh dari lingkungan.Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak
lahir dianggap tidak menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari
terdapat anak yang berhasil karena berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya
tidak mendukung.Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya kemampuan yang berasal
dari dalam diri yang berupa kecerdasan atau kemauan keras, anak berusaha
mendapatkan lingkungan yang dapat mengembangkan bakat atau kemampuan yang telah
ada dalam dirinya.Meskipun demikian, penganut aliran ini masih tampak pada
pendapat-pendapat yang memandang manusia sebagai makhluk yang pasif yang dapat
dimanipulasi, umpama melalui modifikasi tingkah laku.
B. Tokoh
Perintis Aliran Empirisme
Pada waktu lahir anak manusia adalah
kosong seperti kertas putih belum tertulisi.Pengisiannya bergantung pada
pengalamannya.Ini adalah aliran empirisme dalam pendidikan; disebut juga aliran
tabula rasa.Pendidikan atau pengalaman mempunyai peranan mutlak.Karena itu
pendidikan memegang peranan yang sangat penting sesuai dengan aliran optimisme
dalam pendidikan.
Jenis pendidikannya yaitu pendidikan
yang harmonis antara rohani dan jasmani. Ini ternyata dari kalimat permulaan
dalam bukunya berupa ucapan Juvenalis: Menssana in corporesano (jiwa sehat
berada dalam jasmani sehat).Tujuan pendidikannya yaitu membentuk anak manusia
menjadi seseorang dengan kepribadian tangguh yang mengutamakan kepribadian
daripada pengetahuan.
Pada waktu itu pendidikan mengutamakan
manusia yang pandai mengabdi dengan perbuatan semu untuk meyenangkan atasan dan
orang lain. Motif perbuatan manusia berwatak adalah harga diri.Norma kesusilaan
tidak boleh ditanamkan berdasarkan agama, melainkan berdasarkan pemikiran (rasio).Berpegangan
pada pemikiran sehat orang memperoleh watak dan keberanian yang baik.
Watak dihargai lebih tinggi daripada
pengetahuan.Pendidikan formal lebih diutamakan daripada pendidikan material. Oleh karena itu
pendidikan dalam keluarga oleh orang tua dan pengasuh di rumah (gouverneur)
lebih diutamakan daripada pendidikan di sekolah.Perlu diketahui bahwa Locke
menginginkan agar mata pelajaran diajarkan berurutan.Misalnya membaca dulu
hingga dapat, kemudian menulis sampai dapat, lalu berhitung dan seterusnya.
Pandangan Locke dalam falsafah dan
pendidikan mempunyai pengaruh pada masa selanjutnya, bahkan masih membekas
sampai sekarang.Falsafahnya tentang jiwa sebagai tabula rasa menimbulkan
optimisme dalam pendidikan, karena pendidikan menjadi faktor yang sangat
penting.Hasil pendidikan hanya bergantung pada faktor luar, pendidik dan
situasi lingkungan.
Kritik terhadap pandangan maupun teori
Locke terutama datang dari kalangan agama, karena Locke menentang pengajaran
buku injil, tidak menyetujui dogma.Utilitarisme adalah materialistis, hanya
mementingkan kehidupan di dunia fana ini.Teori empiris tidak sesuai dengan
kenyataan bahwa anak mempunyai pembawaan dan bakat.Pendidikan anak oleh
keluarga sekarang dipandang meremehkan pendidikan dan pengaruh ibu terhadap
anak kandungnya.
C. Kelebihan
dan Kelemahan Aliran Empirisme
- Kelebihan: Pengalaman indera
merupakan sumber pengetahuan yang benar, karena faham empiris mengedepankan
fakta-fakta yang terjadi di lapangan.
- Kelemahan: Indra terbatas, Indera
menipu, Objek yang menipu, Indera dan objek sekaligus.
Kesimpulan
- Aliran
realisme adalah suatu aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi sesuatu
yang benar-benar ada atau terjadi. Tokoh utama aliran ini adalah Aristoteles.
- Aliran
filsafat idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang mengagungkan jiwa.
Tokoh utama aliran ini adalah Plato.
- Aliran
filsafatesensialisme
merupakan aliran pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang
telah ada sejak awal peradaban umat manusia.tokoh utama aliran ini adalahJohan
Frieddrich Herbart
- Aliran filsafat
parenialismemengikuti paham
realism, yang sejalan dengan Aristoteles bahwa manusia itu rasional. Tokoh
utama aliran ini adalah Plato dan Aristoteles.
- Aliran pragmatisme adalah aliran yang mengajarkan
bahwa yang benar adalah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan
perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Tokoh utama aliran
ini adalah C.S. Peirce
- Aliran
rekonstruksionalisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamat dunia merupakan tugas
semua umat manusia atau bangsa. Aliran ini dipelopori oleh George Count dan
Harold Rugg
- Aliran progresivisme
adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan
disekolah berpusat pada anak. tokoh utama aliran ini adalah John Dewey
- Aliran positivisme adalah suatu aliran filsafat yang
menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan
menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tokoh utama aliran ini
adalah Auguste Comte dan John Stuart Mill
- Aliran
empirisme menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan,
sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.Aliran ini dipelopori oleh John Locke.
daftar pustaka nya dimana?
BalasHapus