Rabu, 17 Februari 2016

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

FILSAFAT

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia bergerak di dunia yang telah diselubungi dengan penafsiran-penafsiran dan kategori-kategori ilmu pengetahuan dan filsafat. Penafsiran-penafsiran itu seringkali diwarnai oleh kepentingan-kepentingan, situasi-situasi kehidupan dan kebiasaan-kebiasaan, sehingga ia telah melupakan dunia apa adanya, dunia kehidupan yang murni, tempat berpijaknya segala bentuk penafsiran. Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai pada zaman Yunani Kuno, dan dengan kontribusi berbagai bagian dunia lainnya, akhirnya berkembang pesat di Eropa dan Amerika Serikat.Oleh karena, baik aliran klasik maupun gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya berasal dari kedua kawasan itu.
Salah satu dari berbagai aliran klasik pendidikan yakni Aliran Positivisme dan Empirisme.Aliran positivisme mengatakan bahwa ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik.Sedangkan aliran empirisme mengatakan bahwa perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan anak yang dibawa semenjak lahir tidak dianggap penting.

Macam-Macam Aliran Filsafat Pendidikan
Dalam aliran filsafat pendidikan, terdapat beberapa aliran, yaitu: (1) Aliranrealisme, (2) Aliran idealisme, (3) Aliran esensialisme, (4) Aliran parenialisme, (5) Aliran pragmatisme, (6) Aliran rekonstruksionalisme, (7) Aliran progresivisme, (8) Aliran positivisme, dan (9) Aliran empirisme. Selain aliran yang dipaparkan diatas, tidak menutup kemungkinan masih ada aliran-aliran lain yang masih berkembang.

1  Konsep Filsafat Realisme
A.    Konsep Aliran Realisme
Aliran filsafat realisme adalah suatu aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.Dunia ini mempunyai hakikat realitas terdiri dari dunia fisik dan dunia rohani. Pokok pemikiran realisme yaitu:
1.   Pengetahuan adalah gambaran yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata. Hal ini tidak ubahnya seperti sebuah gambar hasil lensa kamera yang merupakan representasi dari gambar aslinya.
2.   Suatu teori dianggap benar bila memang riil, dan secara subtantif ada, dan memang benar, bukan menyajikan fiksi.
3.   Konsep filsafat menurut realisme adalah Metafisika-realisme, Humanologi-realisme, Epistemologi-realisme, dan Aksiologi-realisme.
4.   Hakikat realitas adalah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani.
5.   Pendidikan lebih dihargai dari pada pengajaran sebab pendidikan mengembangkan semua kemampuan manusia.

Dimana konsep dasar filsafat menurut aliran ini adalah:
1. Metafisika-realisme: Kenyataan yang sebenarnya hanyalah  kenyataan fisik (materialisme), kenyataan material dan imaterial (dualisme), dan kenyataan yang terbentuk dari berbagai  kenyataan (pluralisme)
2.   Humanologi-realisme: Hakekat manusia terletak pada apa yang dapat dikerjakan. Jiwa merupakan sebuah organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berpikir.
3.   Epistemologi-realisme: Kenyataan hadir dengan sendirinya tidak tergantung pada pengetahuan dan gagasan manusia, dan kenyataan dapat diketahui oleh pikiran. Pengetahuan dapat diperoleh melalui penginderaan. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan  memeriksa kesesuaiannya dengan fakta.
4.   Aksiologi-realisme: Tingkah laku manusia diatur oleh hukum-hukum alam yang diperoleh melalui ilmu, dan pada taraf yang lebih rendah diatur oleh kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat yang telah teruji dalam kehidupan.

      B.    
Aristoteles
Aristoteles
Tokoh Aliran Realisme
     Aristoteles adalah seorang pengamat yang memperhatikan perincian benda-benda individual.Ia merasa bahwa realitas terdapat dalam benda-benda konkrit atau dalam perkembangan benda-benda itu. Menurut Aristotelas, realitas yang objektif tidak saja tertangkap dengan pengertian, tetapi juga bertepatan dengan dasar-dasar metafisika dan logika yang tertinggi. Dasar itu ada tiga:
    1.      Semua yang benar harus sesuai dengan adanya sendiri. Tidak mungkin ada kebenaran kalu didalamnya ada pertentangan. Ini terkenal sebagai hokum identika
2.      Dari dua pertanyaan tentang sesuatu, jika yang satu membenarkan dan yang lain menyalahkan, hanya satu yang benar. Ini disebut hukum penyangkalan ukum itu tidak saja berlaku bagi (kontradikta). Inilah menurut Aristoteles yang terpenting dari segala prinsip
3.      Antara dua pertanyaan yang bertentangan menyiagakan dan meniadakan, tidak mungkn ada pertanyaan yang ketiga. Dasar ini disebut hukum penyingkiran yang ketiga.

    C.     Kelebihan dan Kelemahan Aliran Realisme
-          Kelebihan:
a.    Program pendidikan terfokus sehingga peserta didik dapat menyesuaikan diri secara tepat dalam hidup, dan dapat melaksanakan tanggung jawab sosial dalam hidup bermasyarakat.
b.   Peranan peserta didik adalah penguasaan pengetahuan yang handal sehingga mampu mengikuti perkembangan Iptek.
c.    Dalam hubungannya dengan disiplin, tatacara yang baik sangat penting dalam belajar. Artinya belajar dilakukan secara terpola berdasarkan pada suatu pedoman. Karena peserta didik perlu mempunyai disiplin mental dan moral untuk setiap tingkat kebaikkan.
d.   Kurikulum komprehensif yang berisi semua pengetahuan yang berguna dalam penyesuaian diri dalam hidup dan tanggung jawab sosial.  Kurikulum berisi unsur-unsur pendidikan umum untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan pendidikan praktis untuk kepentingan bekerja.
e.    Metodenya logis dan psikologis, semua kegiatan belajar berdasarkan pengalaman baik langsung maupun tidak langsung. Metode mengajar bersifat logis, bertahap dan berurutan.

-          Kelemahan:
a.       Pada tingkat pendidikan yang paling rendah, anak akan menerima jenis pendidikan yang sama.
b.      Kekeliruan menilai persepsi, tidak ada penjelasan mengenai objek khayalan atau halusinasi, semua persepsi tergantung konteks visual.

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

 Konsep Filsafat Idealisme
A.    Konsep Aliran Idealisme
Aliran filsafat Idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang mengagungkan jiwa.Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan, yaitu dunia idea. Pokok pemikiran Idealisme ialah: (1) menyakini adanya Tuhan sebagai ide tertinggi dari kejadian alam semesta ini; (2) Dunia adalah suatu totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat spiritual; (3) Kenyataan sejati ialah bersifat spiritual; (4) Idealisme berpendapat bahwa manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dari pada materi bagi kehidupan manusia; (5) Idealisme menganggap bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang muncul dan terlahir dari kejadian di dalam jiwa manusia; dan (6) Menurut idealisme, tujuan pendidikan untuk menciptakan manusia yang berkepribadian mulia dan memiliki taraf kehidupan rohani yang lebih tinggi dan ideal serta memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat.
Idealisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa kenyataan (realita) yang ada dalam kehidupan alam bukanlah suatu kebenaran yang hakiki, melainkan hanya gambaran dari ide-ide yang ada didalam jiwa atau spirit manusia.Idealisme berorientasi kepada ide-ide, kepada jiwa, kepada spiritualitas, kepada hal-hal yang ideal (serba cita), kepada norma-norma yang mengandung kebenaran muthlak dan kesedian berkorban serta kepada personalitas (kepribadian) manusia.Dalam idealisme terbagi dua realitas yaitu:
a.    Yang tampak: apa yang kita alami setiap hari, yang mengakami perubahan, dimana ada dua kutub yang saling berlawanan. Disini terdapat ketidaksempurnaan, ketidakteraturan, alam kesulitan
b.   Alam realitas: merupakan alam yang ideal, sejati dan murni dan adanya keteraturan.

Dari kedua alam tersebut nyatalah bahwa alam ideal merupakan yang berisi kemutlakan, sejati, murni, dan suci.Tetapi, alam ini sangat berbeda dari yang tampak, dimana dalam ala mini kesempurnaan bertahta, yang tidak perlu mengalami perubahan.Penetapan ini menyatakan bahwa alam pikiran itu lebih tinggi daripada alam dunia.

      B.   
Plato
Plato
 
Tokoh Aliran Idealisme
Tokoh aliran idealisme adalah Plato (427-374 SM).Plato yang memiliki filsafat beraliran idealisme yang realistis mengemukakan bahwa jalan untuk membentuk masyarakat menjadi stabil adalah menentukan kedudukan yang pasti bagi setiap orang dan setiap kelas menurut kapasitas masing -masing dalam masyarakat sebagai keseluruhan.
Menurut Plato, kebaikan merupakan hakikat tertinggi dalam mencari kebenaran. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah mengetahui ide, manusia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakannya sebagai alat untuk mengukur, mengklarifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
Berkaitan dengan kebenaran tertinggi, dengan doktrin yang terkenal dengan istilah ide, Plato mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya satu, sedangkan ide tertinggi adalah kebaikan.Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.

C.     Kelebihan dan Kelemahan Aliran Idealisme
-    Kelebihan:Meningkatkan daya pemikiran dari segi menghasilkan ide yang benar dan boleh dipakai.
-    Kelemahan: Anggapan terhadap sesuatu nilai atau kebenaran yang kekal sepanjang masa.

3  Konsep Filsafat Esensialisme
A.    Konsep Aliran Esensialisme
Esensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme.Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, dimana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.

B.     Tokoh Aliran Esensialisme
Johan Frieddrich Herbart
Johan Frieddrich Herbart
Aliran esensialisme ini dipelopori oleh Johan Frieddrich Herbart (1776-1841).Ia berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah menyesuaikan jiwa seseorang dengan kebijaksanaan Tuhan. Yang artinya, adanya penyesuaian hukum kesusilaan. Proses untuk mencapai tujuan pendidikan itu oleh Herbart disebut dengan pengajaran.

C.     Kelebihan dan Kelemahan Aliran Esensialisme
-    Kelebihan:
a.    Essensialisme membantu untuk mengembalikan subjek matter kedalamm proses pendidikan namun tidak mendukung parenialisme bahwa subjek matter yang benar adalah realitas abadi yang disajikan dalam buku-buku besar dari peradaban barat. Great book tersebut dapat digunakan namun bukan untuk mereka sendiri melainkan untuk dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang ada pada dewasa ini.
b.   Essensialisme berpendapat bahwa perubahan merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat diubah dalam kehidupan social, mereka mengakui evolusi manusia dalam sejaran, namun evolusi itu harus terjadi sebagai hasil desakan masyarakat secara terus-menerus. Perubahan terjadi sebagai kemampuan intelegensi manusia yang mampun mengenal kebutuhan untuk kebutuhan untuk mengadakan amandemen cara-cara bertindak, dengan organisasi, dan fungsi social.

-    Kekurangan :
a.    Menurut essensialis, sekolah tidak boleh mempengaruhi atau menetapkan kebijakan-kebijakan social. Hal ini mengakibatkan adanya orientasi yang terikat tradisi pada pendidikan sekolah yang mengindoktrinasi siswa dan mengenyampingkan kemungkinan perubahan.
b.   Para pemikir essensialis pada umumnya tidak memiliki kesatuan garis karena mereka berpedoman pada filsafat yang berbeda. Beberapa pemikir essensialis bahkan memandang seni dan ilmu sastra sebagai embel-embel dan merasa bahwa pelajaran IPA dan tekhnik serta kejuruan yang sukar adalah hal-hal yang benar-benar penting yang diperlukan siswa agar dapat memberi konstribusi pada masyarakat.
c.    Peran guru sangat dominan sebagai seorang yang menguasi lapangan dan merupakan model yang sangat baik untuk digugu dan ditiru. Guru merupakan orang yang menguasai pengetahuan dan kelas dibawah pengaruh dan pengawasan guru. Jadi, inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru, bukan pada siswa.

4 Konsep Filsafat Parenialisme
A.    Konsep Aliran Parenialisme
Parrenial berarti everlasting, tahan lama, atau abadi.Dalam sejarah peradaban manusia dikenal sejumlah gagasan besar (great ideas) yang tetap menjadi rujukan sampai kapan pun juga.Aliran ini mengikuti paham realism, yang sejalan dengan Aristoteles bahwa manusia itu rasional.Sekolah adalah lembaga yang didesain untuk menumbuhkan kecerdasan.Siswa seyogianya diajari gagasan besar agar mencintainya, sehingga mereka menjadi intelektual sejatri. Akar filsafat ini tentunya datng dari gagasan besar Plato dan Aristoteles  dan kemudian dari St. Thomas Aquinas yang sangat berpengaruh pada model-model sekolah katolik. Lazimnya ada dikenal dua aliran besar yaitu Thomas Aquinas dan kemudian abad ke 20 aliran MORTIMER adler dan Robert Hutchins. Seperti halnya filsafat esensialisme, aliran ini pun kurang fleksibel dalam mengembangkan kurikulum.
Kaum parrenialis mendasarkan teorinya pada pandangan universal bahwa semua manusia memiliki sifat esensial sebagai makhluk rasional, jadi tidaklah baik meenggiring dan mencocok hidung mereka ke penguasaan keterampilan vokasional.Ini semua berpotensi mengganggu perkembangan rasionalnya.Berbeda dari aliran esensialis, eksperimen saintifik dianggap mengurangi pentingnya kapasitas manusia untuk berpikir.Pelajaran filsafat dengan demikian menjadi penting, agar siswa mampu berpikir mendalam, analitik, fleksibel, dan penuh imajinatif. Pengikut filsafat ini merekomendasikan mahasiswa membaca buku-buku agung atau greats books yang begitu mendalam, indah, bermakna, dan tetap menyorotkan kebenaran sepanjang hayat. Mereka menyayangkan perubahan universitas dari tempat mencari kebenaran dan kebijaksanaan menjadi tempat latihan demi karir mahasiswa.
Pendidikan menurut filsafat ini mesti membangun sejumlah mata pelajaran yang umum bukan spesialis, liberal bukan vokasional, yang humanistic bukan teknikal. Dengan cara inilah pendidikan akan memenuhi fungsi humanistiknya, yakni pembelajaran secara umum yang mesti dimiliki manusia. Ada empat prinsip dari aliran ini: (1) Kebenaran bersifat universal dan tidak tergantung pada tempat, waktu, dan orang; (2) pendidikan yang baik melibatkan pencarian pemahaman atas kebenaran; (3) kebenaran dapat ditemukan dalm karya-karya agung; dan (4) pendidikan adalah kegiatn liberal untuk mengembangkan nalar. 

B.     Tokoh Aliran Parenialisme
·   Plato (427-347 SM)
Plato
Plato
Aliran ini dipelopori oleh Plato. Plato ingin membangun dan membina tata kehidupan dunia yang ideal, diatas tata kebudayaan yang tertib dan sejahterah, membina cara yang menuju kepada kebaikan. Dalam pandangan Plato, manusia tidak menciptakan kebenaran, pengetahuan dan nilai moral., melainkan bagaimana menemukan semuanya itu. Dengan menggunakan akal dan rasio, semuanya dapat ditemukan kembali oleh manusia.

Aristoteles
Aristoteles
·   Aristoteles (384-322)
Aristoteles (384-322 SM) adalah murid plato, namun dalam pemikirannya ia mereaksi terhadap filsafat gurunya yaitu plato yang menekankan berfikir rasional spekkuatif. Aristoteles menggunakan cara berfikir rasional empiris realistis.
Aristoteles dinyatakan sebagai pemikir abad pertengahan renaissance, manusia adalah makhluk materi dan rohani sekaligus.

C.     Kelebihan dan Kelemahan Aliran Parenialisme
-    Kelebihan:
a.    Perenialisme mengangkat kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang menjadi pandangan hidup yang kokoh pada zaman kuno dan abad pertengahan dan pendidikan lebih banyak mengarahkan perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh.
b.   Kurikulum menekankan pada perkembangan intelektual siswa pada seni dan sains. Untuk menjadi terpelajar dan menjadi kultural, para siswa harus berhadapan pada bidang-bidang seni dan sains yang merupakan karya terbaik dan paling signifikan yang diciptakan oleh manusia.

-    Kelemahan 
a.    Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut paham ini menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terkait pada tempat dan waktu aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
b.   Perenialisme kurang menerima adanya perubahan-perubahan, karena menurut mereka perubahan-perubahan banyak menimbulkan kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosiokultural.
c.    Dalam proses belajar mengajar, guru menjadi dominan sehingga seakan tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk turut aktif.

5 Konsep Filsafat Pragmatisme
A.    Konsep Aliran Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Aliran ini bersedia menerima suatu asal membawa akibat praktis, atau dengan kata lain patokannya adalah “manfaat hidup praktis”. Tokoh utama aliran pragmatism adalah William james dan john dewey di amerika serikat. Disamping itu, di inggris ada FC.Schiller, Charles S.pierce, dan George Herbert mead.Dalam perkembangannya, aliran pragmatism mengalami perbedaan kesimpulan, kendati demikian ada 3 patokan yang disetujui oleh aliran pragmatism ini, yaitu 1) menolak segala intelektualisme, 2) absolitisme, dan 3) meremehkan logika formal.

B.     Tokoh Aliran Pragmatisme
C.S. Peirce (1839-1914)  
C.S. Peirce
Secara umum orang memakai istilah pragmatisme sebagai ajaran yang mengatakan bahwa suatu teori itu benar sejauh sesuatu mampu dihasilkan oleh teori tersebut.Misalnya sesuatu itu dikatakan berarti atau benar bila berguna bagi masyarakat. Pragmatisme Peirce yang kemudian hari ia namakan pragmatisme lebih merupakan suatu teori mengenai arti (Theory of Meaning) daripada teori tentang kebenaran (Theory of Truth). Menurut Peirce kebenaran itu ada bermacam-macam.la sendiri membedakan kemajemukan kebenaran itu sebagai berikut :
Pertama, transcendental truth yang diartikan sebagai letak kebenaran suatu hal itu bermukim pada kedudukan benda itu sebagai benda itu sendiri.Singkatnya letak kebenaran suatu hal adalah pada "things as things ".
Kedua, complex truth yang berarti kebenaran dari pernyataan-pernyataan.Kebenaran kompleks ini dibagi dalam dua hal yaitu kebenaran etis disatu pihak dan kebenaran logis dilain pihak.
Ketiga, yaitu ide tentang kaitan salah satu bentuk pasti dari obyek yang diamati oleh penilik.Peirce menamai ide ini ide ketigaan.Secara praktis, kekhasan pragmatisme Peirce merupakan suatu metode untuk memastikan arti ide-ide di atas.

C.     Kelebihan dan Kelemahan Aliran Pragmatisme
-   Kelebihan :
a.    Membawa kemajuan-kemnjuan yang pesat bagi ilmu pengetahuan maupun teknologi.
b.   Pragmatisme telah berhasil membumikan filsafat dari corak sifat yang Tender Minded yang cenderung berfikir metafisis, idealis, abstrak, intelektualis.

-   Kelemahan :
a.    Filsafat pragmatisme adalah sesuatu yang nyata, praktis, dan langsung dapat di nikmati hasilnya oleh manusia, maka pragmatisme menciptkan pola pikir masyarakat yang matrealis; dan
b.   Pagmatisme sangat mendewakan kemampuan akal dalam mencapai kebutuhan kehidupan, maka sikap-sikap semacam ini menjurus kepada ateisme.

6 Konsep Filsafat Rekonstruksionalisme
A. Konsep Aliran Rekonstruksionalisme
Aliran rekonstruksionalisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamat dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Oleh karena itu pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.
Aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis dan bukan dunia yang dikuasasi oleh golongan tertentu. Sila-sila demokrasi yang sungguh bukan hanya teori tetapi mesti menjadi kenyataan sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturuanan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat yang bersangkutan.

B.  Tokoh Aliran Rekonstruksionalisme
Harold Rugg
Harold Rugg
Rekonstruksionalisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930.George counts sebagai pelopor rekonstruksionisme dalam publikasinya ”dare the school build a new sosial order” mengemukakan bahwa sekolah akan betul-betul berperan apabila sekolah menjadi pusat bangunan masyarakat secara keseluruhan, kesukuan (rasialisme). Masyarakat yang menderita kesulitan ekonomi dan masalah sosial yang besar merupakan tantangan bagi pendidikan untuk menjalankan perannya sebagai agen pembaharu dan rekonstruksi sosial daripada pendidikan hanya mempetahankan status dengan ketidaksamaan dan masalah-masalah yang terpendam didalamnya.

C.     Kelebihan dan Kekurangan Aliran Rekonstruksionalisme
-       Kelebihannya:
a.    Membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.
b.   Kurikulum berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan. Kurikulum disusun untuk menyoroti kebutuhan akan beragam reformasi social
c.    Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial.
d.   Rekonstruksionisme menekankan pada pengalaman yang dimiliki para siswa dengan interaksi ekstensif antara guru dan siswa dan diantara para siswa itu sendiri.
e.    Melalui suatu pendekatan rekonstruksionis sosial pada pendidikan, para siswa belajar metode-metode yang tepat untuk berhadapan dengan krisis-krisis signifikan yang melanda dunia.

-       Kelemahannya:
a.    Karena tujuan sekolah adalah mengembangkan rekayasa sosial, beban dan tanggung jawab sekolah sangatlah berat.
b.   Tawaran pemikiran yang direkomendasikan oleh rekonstruksionisme seperti keterlibatan aktif dunia pendidikan pada dunia politik akan berdampak buruk pada aktivitas pendidikan yang secara akdemik terlalu sakral yang kemudian untuk dicemari oleh intrik-intrik poloitik yang kotor dan menghalalkan segala cara untuk memuaskan nafsu kekuasaan sebuah kelompok politik tertentu.
c.    Rekonstruksionisme bersifat makro, dan kurang menitikberatkan pada individu, padahal pendidikan seharusnya bertujuan untuk membangun kepribadian yang didalamnya terdapat kebagusan akal budi dan moralitas individu (ahlak). Pendidikan tidak hanya ingin melahirkan para aktivis sosial, akan tetapi juga manusia yang bermoral, berkarakter, dan memiliki spiritualitas cukup.
d.   Gagasan-gagasan yang ada di dalam rekonstruksionisme sangat teoritik dan cenderung tidak realistik. Karena gagasan seperti pembentukan tatanan sosial baru yang sangat ideal sebagai solusi atas bencana kemanusiaan yang terjadi, ibarat “mimpi disiang bolong”, sebab upaya tersebut seolah mengabaikan kondisi rill umat manusia saat ini.

7 Konsep Filsafat Progresivisme
A.    Konsep Aliran Progresivisme
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan disekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran (subjeck-centered).Progresivisme lahir sebagai pembaharuan dalam dunia pendidikan.Progresif (berkembang maju) adalah sifat alami kodrat, dan itu berarti perubahan, dan perubahan berarti sesuatu yang baru. Progresivisme menganggap pendidikan mampu merubah dalam arti membina kebudayaan yang baru dapat menyelamatkan manusia bagi hari depan yang makin komplek dan menantang.
Aliran progresivisme merupakan suatu aliran filsafat pendidikan yang berpengaruh dalam abad ke-XX.Pengaruh itu terasa diseluruh dunia, terlebih-lebih di Amerika serikat.Usaha pembaharuan di dalam lapangan pendidikan pada umumnya terdorong oleh aliran progresivisme ini.Progresivisme menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif.Kata-kata progresif mengacu pada pengertian ke arah kemajuan, atau perbaikan dari keadaan sekarang. Tujuan pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus-menerus agar peserta didik dapat berbuat sesuatu yang inteligen dan mampu mengadakan penyesuaian dan penyesuaian kembali sesuai dengan tuntutan dari lingkungan .
Aliran progresivisme berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang.Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan.Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang bersifat menekankan atau mengancam adanya manusia sendiri.Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal, tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis.
Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpulkan dalam kebudayaan.Belajar berfungsi untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks.Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Progresivisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar “naturalistik”, hasil belajar “dunia nyata” dan juga pengalaman teman sebaya.

      B.   
John Dewey
John Dewey
 
Tokoh Aliran Progresivisme
John Dewey adalah salah satu tokoh progresivisme, seorang profesor di universitas Chicago dan Columbia (Amerika).Teori Dewey tentang sekolah adalah “progressivism” yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya dari pada mata pelajarannya sendiri. Maka munculah “child centered curriculum” dan “child centered school”. Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas. Menurut Dewey pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang.
John Dewey memandang bahwa pendidikan sebagai proses dan sosialisai. Maksudnya sebagai proses pertumbuhan anak didik dapat mengambil kejadian-kejadian dari pengalaman di lingkungan sekitar. Maka dari itu, dinding pemisah antara sekolah dan masyarakat perlu dihapuskan, sebab belajar yang baik tidak cukup di sekolah saja.Dengan demikian, sekolah yang ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar.Karena sekolah adalah bagian dari masyarakat.
Dewey menyatakan bahwa sekolah yang baik ialah yang memperhatikan dengan sungguh-sungguh semua jenis belajar yang membantu murid untuk berkembang.Kurikulum yang baik ialah seperti fungsi laboratorium, yaitu sebagai rentetan muridnya, yang dalam beberapa aspek melakukan fungsi ilmuan.Progresivisme menghendaki bentuk yang bervariasi dan isi kurikulum yang kaya, yaitu yang mendorong perkembangan dan kemampuan praktis.

C.     Kelebihan dan Kelemahan Aliran Progresivisme
-    Kelebihan:
a.    Nilai-nilai yang dianut bersifat fleksibel terhadap perubahan
b.   Toleran dan terbuka sehingga menuntut untuk selalu maju bertindak secara konstruktif, inovatif, reformatif, aktif serta dinamis
c.    Anak didik diberikan kebebasan secara fisik maupun cara berfikir, guna mengembangkan bakat, kreatifitas dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain
d.   Menjadikan anak didik memiliki kulalitas dan terus maju sebagai generasi yang akan menjawab tantangan zaman peradaba baru.

-    Kelemahan:
a.    Progresivisme tterlampau menekankan pada pendidikan individu
b.   Kelas sekolah progresif artifisial atau dibuat-buat dan tidak wajar
c.    Progersivusme bergantung pada minat dan spontan
d.   Siswa merencanakan sesuatu sendiri dan mereka tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari tugas-tugas yang dikerjakan.

8 Konsep Filsafat Positivisme
A.    Konsep Aliran Positivisme
Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Positivisme tidak mengenal adanya spekulasi, semua harus didasarkan  padadata empiris.Comte sering disebut “Bapak Positivisme” karena aliran filsafat yang didirikannya tersebut.Menurutnya, ilmu pengetahuan harus nyata dan bermanfaat serta diarahkan untuk mencapai kemajuan. Positivisme merupakan suatu paham yang berkembang dengan sangat cepat,ia tidak hanya menjadi sekedar aliran filsafat tapi juga telah menjadi agama humanis modern. Positivisme telah menjadi agama dogmatis karena ia telah melembagakan pandangan dunianya menjadi doktrin bagi ilmu pengetahuan.
Tugas khusus filsafat menurut aliran ini adalah mengoordinasikan ilmu-ilmu  pengetahuanyang beraneka ragam coraknya. Tentu saja maksud positivisme berkaitan erat dengan apayang dicita-citakan oleh empirisme. Positivisme pun mengutamakan  pengalaman. Hanya saja berbeda dengan empirisme Inggris yang menerima pengalaman  batiniah atau subjektif sebagai sumber pengetahuan, positivisme tidak menerimanya. Ia hanya mengandalkan pada fakta-fakta.
Menurut positivism, tugas filsafat bukanlah menafsirkan segala sesuatu yang ada di alam. Tugas filsafat adalah memberi penjelasan logis terhadap  pemikiran. Oleh karena itu filsafat bukanlah teori.Filsafat adalah aktifitas.Filsafat tidak menghasilkan proposisi-proposisi filosofis, tapi penjelasan terhadap proposisi-proposisi.Alasan yang digunakan oleh positivisme dalam membatasi tugas filsafat di atas adalah karena filsafat bukanlah ilmu.Kata filsafat hendaklah diartikan sebagai sesuatu yang lebih tinggi atau lebih rendah dari ilmu-ilmu eksakta.Penjelasan dari hal ini adalah bahwa tugas utama dari ilmu adalah memberi tafsiran terhadap materi yang menjadi objek ilmu tersebut.Tugas dari ilmu-ilmu eksakta adalah memberi tafsiran terhadap segala sesuatu yang terjadi di alam dan sebab-sebab terjadinya.Sementara tugas ilmu-ilmu sosial adalah memberi tafsiran terhadap segala sesuatu yang terjadi pada manusia, baik sebagai individu maupun masyarakat.
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa filsafat tidak menambahkan sesuatu yang baru bagi pengetahuan kita dan tidak pula memberi tafsiran atas apayang terjadi di sekitar kita, tapi hanyalah sekedar memberi batasan arti istilah-istilah bahasa untuk menghindari kerancuan.

B.     Tokoh-Tokoh Positivisme
Auguste Comt
Auguste Comt
·   Auguste Comte ( 1798-1857 )
Ia memiliki peranan yang sangat penting dalam aliran ini. Istilah “positivisme” ia populerkan. Ia menjelaskan perkembangan pemikiran manusia dalam kerangka tiga tahap. Pertama,tahap teologis. Disini , peristiwa-peristiwa dalam alam dijelaskan dengan istilah-istilah kehendak atau tingkah dewa-dewi. Kedua, tahap metafisik.Disini, peristiwa-peristiwa tersebut dijelaskan melalui hukum-hukum umum tentang alam.Dan ketiga, tahap positif.Disini, peristiwa-peristiwa tersebut dijelaskan secara ilmiah.
·   John Stuart Mill ( 1806 – 1873 ) 
John Stuart Mill
John Stuart Mill
Ia adalah seorang filosof Inggris yang menggunakan sistem positivisme pada ilmu jiwa, logika, dan kesusilaan. John Stuart Mill memberikan landasan psikologis terhadap filsafat positivisme.Karena psikologi merupakan pengetahuan dasar bagi filsafat.Seperti halnya dengan kaum positif, Mill mengakui bahwa satu-satunya yang menjadi sumber pengetahuan ialah pengalaman.Karena itu induksi merupakan metode yang paling dipercaya dalam ilmu pengetahuan.

C.     Kelebihan dan Kekurangan Aliran Positivisme
-    Kelebihan:
a.    Positivisme lahir dari faham empirisme dan rasional, sehingga kadar dari faham ini jauh lebih tinggi dari pada kedua faham tersebut.
b.   Positivisme telah mampu mendorong lajunya kemajuan disektor fisik dan teknologi.
c.    Positivisme sangat menekankan aspek rasionali-ilmiah, baik pada epistemology ataupun keyakinan ontologik yang dipergunakan sebagai dasar pemikirannya.

-    Kelemahan:
a.    Manusia akan kehilangan makna, seni atau keindahan, sehingga manusia tidak dapat merasa bahagia dan kesenangan itu tidak ada. Karena dalam positivistic semua hal itu dinafikan.
b.   Hanya berhenti pada sesuatu yang nampak dan empiris sehingga tidak dapat menemukan pengetahuan yang valid.

9 Konsep Filsafat Empirisme
A.    Konsep Aliran Empirisme
John Locke
John Locke
Aliran ini dipelopori oleh John Locke yang menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan.Stimulan ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.
Menurut salah satu tokoh perintis aliran ini, John Locke (1704-1932) yang mengemukakan teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Menurut pandangan empirisme (biasa pula disebut environmentalisme), pendidik memiliki peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman yang tentunya sesuai dengan tujuan pendidikan.

Aliran empirisme dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan.Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung.Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya kemampuan yang berasal dari dalam diri yang berupa kecerdasan atau kemauan keras, anak berusaha mendapatkan lingkungan yang dapat mengembangkan bakat atau kemampuan yang telah ada dalam dirinya.Meskipun demikian, penganut aliran ini masih tampak pada pendapat-pendapat yang memandang manusia sebagai makhluk yang pasif yang dapat dimanipulasi, umpama melalui modifikasi tingkah laku.

B.     Tokoh Perintis Aliran Empirisme
Pada waktu lahir anak manusia adalah kosong seperti kertas putih belum tertulisi.Pengisiannya bergantung pada pengalamannya.Ini adalah aliran empirisme dalam pendidikan; disebut juga aliran tabula rasa.Pendidikan atau pengalaman mempunyai peranan mutlak.Karena itu pendidikan memegang peranan yang sangat penting sesuai dengan aliran optimisme dalam pendidikan.
Jenis pendidikannya yaitu pendidikan yang harmonis antara rohani dan jasmani. Ini ternyata dari kalimat permulaan dalam bukunya berupa ucapan Juvenalis: Menssana in corporesano (jiwa sehat berada dalam jasmani sehat).Tujuan pendidikannya yaitu membentuk anak manusia menjadi seseorang dengan kepribadian tangguh yang mengutamakan kepribadian daripada pengetahuan.
Pada waktu itu pendidikan mengutamakan manusia yang pandai mengabdi dengan perbuatan semu untuk meyenangkan atasan dan orang lain. Motif perbuatan manusia berwatak adalah harga diri.Norma kesusilaan tidak boleh ditanamkan berdasarkan agama, melainkan berdasarkan pemikiran (rasio).Berpegangan pada pemikiran sehat orang memperoleh watak dan keberanian yang baik.
Watak dihargai lebih tinggi daripada pengetahuan.Pendidikan formal lebih diutamakan daripada pendidikan material. Oleh karena itu pendidikan dalam keluarga oleh orang tua dan pengasuh di rumah (gouverneur) lebih diutamakan daripada pendidikan di sekolah.Perlu diketahui bahwa Locke menginginkan agar mata pelajaran diajarkan berurutan.Misalnya membaca dulu hingga dapat, kemudian menulis sampai dapat, lalu berhitung dan seterusnya.
Pandangan Locke dalam falsafah dan pendidikan mempunyai pengaruh pada masa selanjutnya, bahkan masih membekas sampai sekarang.Falsafahnya tentang jiwa sebagai tabula rasa menimbulkan optimisme dalam pendidikan, karena pendidikan menjadi faktor yang sangat penting.Hasil pendidikan hanya bergantung pada faktor luar, pendidik dan situasi lingkungan.
Kritik terhadap pandangan maupun teori Locke terutama datang dari kalangan agama, karena Locke menentang pengajaran buku injil, tidak menyetujui dogma.Utilitarisme adalah materialistis, hanya mementingkan kehidupan di dunia fana ini.Teori empiris tidak sesuai dengan kenyataan bahwa anak mempunyai pembawaan dan bakat.Pendidikan anak oleh keluarga sekarang dipandang meremehkan pendidikan dan pengaruh ibu terhadap anak kandungnya.

C.     Kelebihan dan Kelemahan Aliran Empirisme
-    Kelebihan: Pengalaman indera merupakan sumber pengetahuan yang benar, karena faham empiris mengedepankan fakta-fakta yang terjadi di lapangan.
-    Kelemahan: Indra terbatas, Indera menipu, Objek yang menipu, Indera dan objek sekaligus.
  
Kesimpulan
-    Aliran realisme adalah suatu aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Tokoh utama aliran ini adalah Aristoteles.
-    Aliran filsafat idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang mengagungkan jiwa. Tokoh utama aliran ini adalah Plato.
-    Aliran filsafatesensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.tokoh utama aliran ini adalahJohan Frieddrich Herbart
-    Aliran filsafat parenialismemengikuti paham realism, yang sejalan dengan Aristoteles bahwa manusia itu rasional. Tokoh utama aliran ini adalah Plato dan Aristoteles.
-    Aliran pragmatisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Tokoh utama aliran ini adalah C.S. Peirce
-    Aliran rekonstruksionalisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamat dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Aliran ini dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg
-    Aliran progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan disekolah berpusat pada anak. tokoh utama aliran ini adalah John Dewey
-    Aliran positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tokoh utama aliran ini adalah Auguste Comte dan John Stuart Mill
-    Aliran empirisme menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.Aliran ini dipelopori oleh John Locke.

1 komentar: